0

ANTARA LANGIT DAN CERMIN KARYA OCKY ANUGRAH

Posted by black coffe on 00.29

‎"aku tak melihat bayanganku disana, sedang di cermin ini aku harus menunggu beberapa saat untuk menyusun bayanganku".
"jika suatu saat cermin ini harus hancur, aku ingin dia tau bahwa aku ingin melihat bayangan ku disana dgn gaun ini, dan katakan aku ingin menemui mereka"Pergilah meniti embun si gadis bergaun putih, bersisakan cerita tentang pohon oak yg gugur di musim dingin.
"ceritakan pada ku tentang sebuah perjalanan termanis ini sebelumnya, aku tahu gaun ini takkan rusak hanya karna kebengisan jalan-jalan di Inggris, dan aku merindukanmu"

‎"hanya saja kisah ini berakhir tragis bapak, percuma kau datang, aku tidak mengatakan kau terlambat, tapi hatiku sudah disana, terlukis sedikit berdebu di atas langit Inggris".Sampaikan berita ini padanya bapak, aku sedang bersama pohon oak yg ku rindukan.Aku belum menulis lanjutan kisah ini, atau mungkin tidak akan berlanjut..


Sabarlah bapak, langit Inggris akan setia menunggu dan tidak akan berbohong tentang hatiku disana. Tanpa sadar ia mulai kehilangan nada-nada ukiran hatinya yg di bawa oleh si-biru itu, "katakan padaku bapak, apakah musim dingin akan segera usai menguasai Inggris ini?"
"tidakkah kau tahu, seketika pohon oak itu tak lagi percaya pada daunnya yg berguguran? Atau angan mu hanyalah sebatas nada biasa!"
"aku lupa bapak, aku tak tahu apa yg dibicarakan langit pada ku pagi ini, bahkan tanpa sengaja aku mengemasi cermin yg nyaris hancur".
Cukup mengetahui langit itu tak lagi merindukannya walaupun sedetik.
"tangan ku sudah cukup merah untuk kembali melukiskan warna hatiku di kerajaan biru milik Inggris ini bapak, jangan biarkan aku menangis bapak".--> "aku ingin menemui pohon oak itu dgn gaun ini". "dan jangan katakan lagi kebohongan itu bapak, aku sangat menyayangi mu bapak".
‎"sebelum aku pergi bapak, beri tahu aku tentang lirik ballad yg kau rahasiakan dari ku"
*sebuah syair tentang kebohongan langit biru tentang cerita rahasia hati si gadis.
"tak ada yg harus kau ketahui, lidahku sudah sangat kelu, segeralah pergi mengejar langit-mu".
Dan akhirnya air mata itu pun menetes..
Akhir ini, setelah waktu menggulingkan ku keluar dari peraduannya, aku mungkin sedikit terlupa siapa yg menghapus debu dicermin ku.
Dgn cuaca yg dingin Oktober hari ke-14, 1922, Baker Street Inggris.
"aku mungkin sudah melupakan langit itu bapak, tapi bourbone tak mampu menghiburku seperti badut".
"aku tahu tentang apa yg kau goreskan disana, langit seolah menceritakannya padaku semalam satu minggu yg lalu, tapi aku teringat tentang air mata mu waktu lalu, andai kau tahu, air mata mu menciptakan warna baru untuk langit Inggris ini gadisku".
Air mata..
Keluar memandang langit mengundang kepiluan akan cerita langit biru.
"hhhh..entahlah bapak, aku tidak yakin Inggris akan mengetahui tentang pohon oak itu, dan bahkan dia sudah tak ada lagi.." lalu "aku merindukannya bapak, seperti aku merindukan hatiku disana, di kerajaan biru itu". Memegang pundak "tahukah kau sesuatu? Apa yg aku pikirkan ketika aku kehilangan ibumu aku berfikir dan mencoba mengenang saat kami dipertemukan di bawah pohon itu?, jika kehilangan itu adalah mimpi buruk, aku lebih memilih untuk terus meminum borboune ku".
"sampaikan padaku tentang cerita ibu padaku bapak, adakah dia bercerita tentang langitku?"

in memoriam..
. -->merokok "huhhhh, lihatlah asap yg keluar dari pipa ku, apakah kau melihat warna lain?
Terkejut "TIDAK BAPAK, Jangan mempermainkanku.."
"tidakkah kau tahu sebuah warna yg tersimpan di balik putih ini?"
"aku tidak tahu bapak, jangan biarkan aku bertanya tentang cerita ini".
Sayup-sayup malam terasa mulai gersang..
"dikala itu putih ini tak sebiru sematan hati mu sayang, aku tahu itu, meski berat, dia ingin kau melihat Inggris dgn ratapan biru itu anakku. Ibumu..dgn pelangi air matanya".
Sendu..
"hhh..aku lelah bapak, izinkan menuai mimpi tentang hatiku yg pergi dan aku ingin mendengar nyanyian oak itu meski hanya dalam alam milik ku"
larut mulai menyapa, dan mimpi pun mulai menawarkan..
siang masih terlihat biru, mengisahkan sebuah kenangan tentang hati yang terselip dalam kerajaan biru kuasa langit...
gadi itu meratap...

"saat tak ada penengah dalam kecamuk jiwa ku, aku melihat abu-abu dalam biru ini, hhhhhh....siapa lagi yang akan membantuku??? akankah jalan ini punya suara????"..
pertanyaan itu...
"kembalikan hatiku yg aku titipkan padamu, percayalah Inggris dan Baker Street ini ataupun pohon oak sialan itu tidak akan menertawakanmu, dan percayakah kau tentang warna pelangi dalam air mataku? Hh..itu adalah bukti rinduku pada hati yg kau bohongi.."
kebohongan yg dituntut..
‎"atau bahkan aku yg telah lupa, aku tidak bermaksud mengingkari janjiku, aku telah melukisnya dan menjadikannya tiada dalam relung ini, hey..kerajaan biru..sebelum musim ini berakhir, kembalikanlah!, aku ingin menimangnya seperti kau menimang lukisan dari tanganku yg penuh darah.."

Inggris tak lagi bercahaya, penuh hitam dan kilatan.
"beri aku belati tajam tanpa asahan segera, agar ku tahu luka ini teramat perih jika kau tak kembali, aku tak percaya keindahan mu di Baker Street ini, kau telah membuatku menunggu, jangan katakan suatu hal yg berat akan titipan ku, akan ku warnai tubuhmu dgn darah ku.."

pilu suryalis ditanah industrial..
mulai kembali bertanya tanpa air mata pada benda yang berbeda itu,
"siapa dan apa yang harusnya aku percaya??? kauu??? kau terlihat labih buruk dari 20 tahun yang lalu, pohon oak itu??? dia tak mampu membakar semngat ku tentang rahasia ibu...siapa???? jawablah hai cermin..."

seakan terbakar ia berlari, berlari....Dalam mendung, Baker Street akhir musim dingin, Inggris..

"aku terlambat bapak, aku terlalu lama bermimpi, aku tidak tahu apa yg ada dalam perjalanan ku..! Siapa yg mengunciku dalam buaian angan ini? Dan kenapa dia meninggalkanku tanpa sempat mengucap selamat tinggal? Aku sudah rapuh".
"sudahlah, aku tak ingin kau mati seperti ibumu, aku tak ingin kau kembali tertidur dgn dongeng pohon oak itu..mulailah berjalan meski kau terlihat rapuh..ingat nak, meski kau menitip, masih ada satu celah yg belum kau lihat..lukislah kembali anakku, lukislah dgn hatimu".
"cerita ini belum usai bapak, dan aku tak ingin mengakhirinya..Inggris tau aku sedang berdarah dan sebentar lagi musim dingin akan usai".

Dalam bimbang menatap kerajaannya yg hilang, tanpa ia sadari cermin itu semakin retak dan berdebu..
Cerminan hatinya..

|

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 black coffe All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.